Sabtu, Juli 5

Pidato Eidul Fitri Rahbar 31 Maret 2025

Berikut adalah rangkuman pidato Eid al-Fitr 31 Maret 2025 yang disampaikan oleh Imam Khamenei, Pemimpin Revolusi Islam Iran, dalam dua khutbah salat Id di Musalla Imam Khomeini:


Khutbah Pertama: Spiritualitas dan Keberkahan Ramadan

Imam Khamenei membuka khutbah dengan pujian kepada Allah dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW dan Ahlul Bait. Ia mengucapkan selamat Hari Raya Idulfitri kepada rakyat Iran, umat Islam sedunia, dan juga memperingati Nowruz serta Hari Republik Islam (12 Farvardin).

Beliau menekankan bahwa bulan Ramadan adalah anugerah besar dari Allah yang membawa manusia mendekat kepada-Nya. Ibadah puasa, pembacaan Al-Qur’an, doa, dan munajat selama Ramadan membentuk karakter dan memperkuat tauhid serta ketakwaan (taqwa).

Tahun ini, Ramadan dinilai sangat berkualitas dan penuh keberkahan. Partisipasi masyarakat, terutama pemuda, dalam kegiatan keagamaan sangat besar — dari tadarus hingga buka puasa bersama di masjid, jalanan, dan tempat umum. Ia mengapresiasi semangat umat untuk menjaga kebersihan hati dan semangat spiritual ini sepanjang tahun.

Ia juga menyoroti aksi massa pada Hari Quds, Jumat terakhir Ramadan, yang dianggap sebagai gerakan besar penuh makna. Ini menunjukkan kombinasi antara pertumbuhan spiritual dan perjuangan politik yang digerakkan oleh iman. Imam Khamenei mengajak umat untuk menjaga semangat ini dan menjadikannya modal bagi masa depan.


Khutbah Kedua: Penderitaan Palestina dan Kejahatan Zionisme

Dalam khutbah kedua, Imam Khamenei menyoroti sisi pahit Ramadan, yaitu tragedi kemanusiaan di Gaza, Lebanon, dan Palestina. Ia mengutuk keras genosida dan pembantaian anak-anak oleh rezim Zionis yang didukung oleh Amerika Serikat dan kekuatan kolonial Barat.

Ia menyebut bahwa rezim Zionis adalah proxy (agen proxy) kolonialis yang menjalankan kekerasan, terorisme, dan penjajahan atas nama mereka. Sementara itu, para pejuang yang membela tanah air dan haknya justru dilabeli sebagai teroris oleh Barat.

Beliau mengingatkan bahwa rezim ini memiliki sejarah panjang pembunuhan tokoh-tokoh penting — dari Palestina hingga Irak dan Iran. Semua itu dilakukan dengan dukungan Barat yang munafik, yang berbicara soal hak asasi manusia tapi diam terhadap kejahatan Israel.

Menurutnya, solusi sejati adalah penghapusan total rezim kriminal ini dari tanah Palestina, yang diyakini akan terjadi dengan izin dan kekuasaan Tuhan. Ia menyerukan bahwa perjuangan untuk tujuan ini adalah kewajiban agama, moral, dan kemanusiaan.

Di akhir khutbah, ia memperingatkan bahwa jika ada ancaman atau provokasi dari luar maupun dari dalam negeri, Iran akan membalas dengan tegas, dan rakyat Iran siap menghadapi setiap bentuk fitnah seperti sebelumnya.


Semoga Allah memberi taufik dan perlindungan kepada umat Islam dalam menjaga spiritualitas dan memperjuangkan kebenaran.
“Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh…” (QS. Al-‘Ashr).